Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mengajak salah satu mitra kerjanya, yakni Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI agar membantu alat oksigen konsentrat ke rumah sakit.
Alat konsetrat ini sangat diperlukan oleh rumah sakit dalam penanganan pasien positif Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Anggota Komisi IX DPR RI, Ketut Kariyasa Adnyana mengatakan, khusus untuk di Bali pihaknya memberikan bantuan alat oksigen konsentrat kepada delapan rumah sakit.
Selain alat oksigen konsentrat, pihaknya juga memberikan Alat Pelindung Diri (APD) kepada delapan rumah sakit tersebut.
"Itu cukup banyak kan, 1.250 ke masing-masing rumah sakit," kata Kariyasa saat menyerahkan bantuan tersebut secara simbolis di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar, Kamis (24/9/2020).
Dirinya menjelaskan, bantuan yang diberikan melalui Kemenkes RI ini merupakan bantuan hibah barang.
Sejak awal, kata Kariyasa, pihaknya di Komisi IX DPR RI memang mengupayakan membantu rumah sakit dalam penanganan Covid-19.
Apalagi saat awal pandemi Covid-19, APD dan alat Polymerase Chain Reaction (PCR) mengalami kelangkaan.
Kondisinya jauh berbeda dengan sekarang yang alat PCR sudah ada di rumah sakit termasuk di dinas kesehatan provinsi.
Saat kelangkaan PCR, tes yang dilakukan masih cukup lama untuk dapat diketahui hasilnya sehingga menyebabkan penanganan menjadi terlambat.
"Sekarang sudah cepat sekali. Kalau tidak ada halangan dan sebagainya, sorenya sudah bisa diketahui," kata politisi PDI Perjuangan itu.
Dengan adanya hasil swab yang cukup cepat, menurut Kariyasa, tidak ada lagi istilah kasus seperti di daerah-daerah lain yang sudah meninggal karena pengecekan hasilnya lambat dan mendapatkan banyak komplain dari masyarakat.
Di sisi lain, Karyasa juga mengucapkan terima kasih dan memberikan semangat kepada tenaga medis yang menangani Covid-19.
Baginya, rumah sakit dan tenaga medis kini sebagai benteng terakhir dalam penanganan pandemi Covid-19.
Hal itu dikarenakan situasi sekarang sudah semakin tidak jelas kapan puncak dari pandemi ini karena masih banyak yang belum dites dan tracing-nya juga cukup sukit.
"Sehingga sekarang ujung tombaknya betul-betul ada di tenaga medis sendiri. Sehingga kami mengucapkan terima kasih kepada tenaga medis dan harus tetap semangat. Karena kemarin banyak juga mitra kerja di kedokteran dan perawat meninggal karena menangani pasien Covid-19," kata pria asal Buleleng ini.
Kariyasa menuturkan, bahwa pihaknya di Komisi IX DPR RI juga beberapa kali telah rapat dengan Pemerintah agar tenaga medis yang tangani Covid-19 dibantu dengan tunjangan.
Tunjangan tersebut bisa disalurkan melalui pemerintah pusat maupun dalam bentuk Dana Alokasi Khusus (DAK) yang masuk dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) di masing-masing daerah, baik di provinsi dan kabupaten/kota.
Sementara itu, Direktur Utama RSUP Sanglah Denpasar, I Wayan Sudana mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan melalui Komisi IX DPR RI.
Dirinya di RSUP Sanglah Denpasar mengaku merasa sangat terbantu sekali dengan adanya bantuan tersebut.
Hal itu dikarenakan penanganan kasus Covid-19 masih terus membutuhkan APD.
Ia menuturkan, tempat hunian tempat tidur di RSUP Sanglah kini sekitar 64 persen.
Kondisi ini sudah menurun dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya.
"Artinya masyarakat tidak perlu khawatir tidak mendapatkan tempat ketika membutuhkan penanganan," tuturnya.
Sudana menuturkan, bahwa pihaknya kini tidak hanya berfokus pada kuantitas tempat tidur, tetapi juga mengenai kualitas penanganan pasien.
Baginya, jika berbicara masalah kualitas penanganan pasien, pasti dikaitkan dengan berbagai hal yang dibutuhkan, seperti APD untuk tenaga medis, perawatan, termasuk alay oksigen konsentrat yang sangat dibutuhkan.
"Sekali lagi ini tentunya akan membantu kualitas penanganan untuk pasien Covid-19," kata Sudana.
"Itu cukup banyak kan, 1.250 ke masing-masing rumah sakit," kata Kariyasa saat menyerahkan bantuan tersebut secara simbolis di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar, Kamis (24/9/2020).
Dirinya menjelaskan, bantuan yang diberikan melalui Kemenkes RI ini merupakan bantuan hibah barang.
Sejak awal, kata Kariyasa, pihaknya di Komisi IX DPR RI memang mengupayakan membantu rumah sakit dalam penanganan Covid-19.
Apalagi saat awal pandemi Covid-19, APD dan alat Polymerase Chain Reaction (PCR) mengalami kelangkaan.
Kondisinya jauh berbeda dengan sekarang yang alat PCR sudah ada di rumah sakit termasuk di dinas kesehatan provinsi.
Saat kelangkaan PCR, tes yang dilakukan masih cukup lama untuk dapat diketahui hasilnya sehingga menyebabkan penanganan menjadi terlambat.
"Sekarang sudah cepat sekali. Kalau tidak ada halangan dan sebagainya, sorenya sudah bisa diketahui," kata politisi PDI Perjuangan itu.
Dengan adanya hasil swab yang cukup cepat, menurut Kariyasa, tidak ada lagi istilah kasus seperti di daerah-daerah lain yang sudah meninggal karena pengecekan hasilnya lambat dan mendapatkan banyak komplain dari masyarakat.
Di sisi lain, Karyasa juga mengucapkan terima kasih dan memberikan semangat kepada tenaga medis yang menangani Covid-19.
Baginya, rumah sakit dan tenaga medis kini sebagai benteng terakhir dalam penanganan pandemi Covid-19.
Hal itu dikarenakan situasi sekarang sudah semakin tidak jelas kapan puncak dari pandemi ini karena masih banyak yang belum dites dan tracing-nya juga cukup sukit.
"Sehingga sekarang ujung tombaknya betul-betul ada di tenaga medis sendiri. Sehingga kami mengucapkan terima kasih kepada tenaga medis dan harus tetap semangat. Karena kemarin banyak juga mitra kerja di kedokteran dan perawat meninggal karena menangani pasien Covid-19," kata pria asal Buleleng ini.
Kariyasa menuturkan, bahwa pihaknya di Komisi IX DPR RI juga beberapa kali telah rapat dengan Pemerintah agar tenaga medis yang tangani Covid-19 dibantu dengan tunjangan.
Tunjangan tersebut bisa disalurkan melalui pemerintah pusat maupun dalam bentuk Dana Alokasi Khusus (DAK) yang masuk dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) di masing-masing daerah, baik di provinsi dan kabupaten/kota.
Sementara itu, Direktur Utama RSUP Sanglah Denpasar, I Wayan Sudana mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan melalui Komisi IX DPR RI.
Dirinya di RSUP Sanglah Denpasar mengaku merasa sangat terbantu sekali dengan adanya bantuan tersebut.
Hal itu dikarenakan penanganan kasus Covid-19 masih terus membutuhkan APD.
Ia menuturkan, tempat hunian tempat tidur di RSUP Sanglah kini sekitar 64 persen.
Kondisi ini sudah menurun dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya.
"Artinya masyarakat tidak perlu khawatir tidak mendapatkan tempat ketika membutuhkan penanganan," tuturnya.
Sudana menuturkan, bahwa pihaknya kini tidak hanya berfokus pada kuantitas tempat tidur, tetapi juga mengenai kualitas penanganan pasien.
Baginya, jika berbicara masalah kualitas penanganan pasien, pasti dikaitkan dengan berbagai hal yang dibutuhkan, seperti APD untuk tenaga medis, perawatan, termasuk alay oksigen konsentrat yang sangat dibutuhkan.
"Sekali lagi ini tentunya akan membantu kualitas penanganan untuk pasien Covid-19," kata Sudana.