Mengenal Tumpek Krulut : Odalan Gong-Hari Valentine-nya Hindu Bali



Menurut tradisi Hindu di Bali, Tumpek Krulut berkaitan dengan taksu gamelan sehingga sering disebut sebagai odalan gong. Selain itu, Tumpek Krulut juga sering dikaitkan sebagai hari kasih sayang atau Valentine-nya umat Hindu Bali. Belakangan, Gubernur Bali Wayan Koster mempopulerkan Tumpek Krulut sebagai Rahina Tresna Asih alias Hari Kasih Sayang dresta Bali.Lantas, bagaimana penjelasannya?

Dilansir dari situs resmi Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Tumpek Krulut sering dikaitkan dengan aktivitas memohon taksu. Taksu menurut orang Bali adalah semacam kekuatan spiritual yang menjiwai berbagai kegiatan seni yang dilakoni orang Bali.

Saat Tumpek Krulut, pemujaan lebih ditonjolkan pada sabda (bunyi) atau tetangguran. Itulah sebabnya, yang lebih sering diupacarai saat momen ini adalah alat-alat musik seperti gamelan, gong, gender, bajra, dan lain-lain.

Tumpek Krulut juga dikenal dengan nama Tumpek Lulut. Kata lulut dalam bahasa Bali berarti jalinan atau rangkaian. Taksu yang diturunkan pada hari Tumpek Krulut diyakini mampu menumbuhkan rasa cinta kasih dan kebahagiaan. Itulah sebabnya, Tumpek Krulut kerap disandingkan dengan hari kasih sayang. Bahkan sering pula disebut sebagai hari Valentine-nya umat Hindu di Bali.

Dilansir dari laman Kantor Kementerian Agama Kabupaten Badung, umat Hindu di Bali memuja Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Iswara saat Tumpek Krulut. Sebagai hari kasih sayang, umat Hindu di Bali merayakan Tumpek Krulut dengan menghaturkan banten berupa pejati, daman, tipat sirikan, pesucian di rong tiga.

Berikutnya ada juga ayaban berupa tipat manca tingkat madya, nista tipat gong, dan di lebuh segehan panca warna 9 tanding. Persembahan itu bertujuan untuk menumbuhkan kasih sayang dan taksu dalam diri.

Post a Comment

Previous Post Next Post